Hotel Indonesia Group
20 April 2023
Inflasi NTB Diprediksi Naik Karena Tiket Mudik 'Selangit
Merumatta

Mataram - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) memprediksi inflasi naik, seiring dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa jelang hari raya Idul Fitri. Salah satunya disumbang oleh harga tiket pesawat yang tinggi ke Lombok dan Sumbawa.
Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan harga tiket pesawat naik di musim mudik. Apalagi, hanya tersisa satu maskapai yang melayani rute Lombok-Sumbawa atau Lombok-Bima.

"Misalnya, di lokal NTB, hanya Wings Air saja yang melayani. Belum ada maskapai Citilink dan NAM Air yang masuk. Dulu pernah masuk, sekarang tidak ada. Itu yang perlu didorong," ujar Wahyudin, Selasa (18/4/2023).

Selain harga tiket pesawat, sambung dia, inflasi juga akan dipicu oleh kebutuhan pokok. Terutama, komoditas yang sedang jadi primadona masyarakat setempat, seperti ikan, daging, telur, ayam, minyak goreng, beras, dan kangkung.

Harga-harga kebutuhan pokok tersebut saat ini terpantau naik. Meskipun, kenaikannya hanya sedikit. "Karena pada Februari itu kan sudah tinggi, turun pada Maret, sehingga sekarang naik sedikit saja," jelasnya.

Karenanya, Wahyudin memperkirakan kenaikan inflasi yang baru tergambar pada Mei 2023 nanti itu tak akan signifikan. "Mudah-mudahan tidak terlalu besar," terang dia.

Untuk mencegah lonjakan inflasi karena Ramadhan dan Lebaran, Wahyudin mengusulkan agar pemda dan Bulog setempat menggencarkan operasi pasar untuk stabilisasi harga bahan pokok. "Kemudian warga sebagai konsumen, belanja dengan bijak sesuai kebutuhan," sarannya.

Sekadar mengingatkan, pada Maret 2023, inflasi tahunan gabungan dua kota, yaitu Mataram dan Bima, tercatat 5,23 persen. Angka inflasi tersebut lebih tinggi dari angka inflasi nasional yang sebesar 4,97 persen.

Sementara, Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,68 pada Maret 2022 menjadi 113,30 pada Maret 2023. Komoditas yang menyumbang inflasi pada Maret, antara lain BBM, angkutan udara, rokok, beras, dan telur.

Sedangkan, komoditas yang menyumbang deflasi, yakni ikan layang/ikan benggol, minyak goreng, ikan tongkol diawetkan, telepon seluler, dan cabai rawit.

HIGHLIGHTS